Day 8: Kita dan tipe kepribadian
#30HariBercerita
20230108
Selamat hari minggu!
Sudahkah kamu membaca zodiakmu hari ini?
Kita pernah dihadapkan pada tren tes kepribadian MBTI (bahkan tren ini mungkin terjadi sampai sekarang). Bahkan ketika saya seleksi pada suatu organisasi tertentu di kampus saya dulu, ada tes kepribadian MBTI dan menjadi tolak ukur sebagai pertimbangan diterima atau tidaknya.
Pada waktu itu sih, saya meyakini bisa saja itu benar. Akan tetapi, kok semakin kesini semakin tidak relevan ya?
Banyak istilah-istilah psikologi yang naik daun akhir-akhir ini, bahkan menjadi topik perbincangan antar teman atau antar pasangan "Love language kamu apa?", atau "Zodiak kamu apa? Terus MBTI kamu apa?". Kemudian, hal itu mereka jadikan patokan apakah mereka pantas untuk berteman atau tidak.
Hal ini semakin diperparah dengan munculnya percekcokan antar teman atau pasangan hanya karena "kata" zodiaknya tidak cocok, atau tes MBTInya tidak cocok. Bahkan sampai ke love languagenya yang tidak relevan.
Apakah kamu menjadi salah satu orang yang bertindak demikian? Jangan-jangan kamu terkena Barnum Effect.
Barnum Effect itu suatu fenomena dimana seseorang mempercayai suatu deskripsi kepribadian dari ramalan astrologi atau tes kepribadian, padahal deskripsi tersebut sebenarnya berlaku semua orang. Hal ini dibuat dengan cara mendeskripsikan kepribadian seseorang dengan ambiguitas yang tinggi, misalkan menggunakan kata "kadang-kadang".
Masalahnya, hype akan kepribadian seseorang melalui tes seperti ini disembah oleh banyak orang dijadikan patokan, bahkan orang itu akan sering "loh, aku kan seorang INFJ, wajar dong begini?". Padahal setahu saya ya, melansir dari teman saya yang seorang psikolog beneran, untuk mengetahui kepribadian seseorang itu membutuhkan tes yang sangat panjang, bahkan tidak hanya satu atau dua kali saja, butuh proses yang tidak singkat, ditambah manusia itu adalah makhluk yang mudah berubah. Lalu mengapa ada tes-tes MBTI dan zodiak? Yaahh, itu sih untuk kepentingan bisnis saja.
Logika saja, jika kamu pernah mendaftar sekolah atau melamar kerja, ada seleksi masuk yakni tes psikologi. Untuk tes psikologi itu ada latihannya, bahkan ada tips dan triknya. Tes psikologi saja ada latihan, tips, dan trik agar mendapatkan skor yang maksimal! Ini tes psikologi masuk sekolah atau kerja, loh!
Apalagi zodiak, atau tes kepribadian lain yang itu dipertanyakan kredibilitasnya?
Sebenarnya, tidak salah dengan mempercayai zodiak atau tes kepribadian yang itu digunakan hanya untuk sebatas seru-seruan saja. Yang menjadikannya masalah adalah jika kamu menyembahnya lalu dijadikan patokanmu dalam berhubungan dengan orang lain. Katakanlah istilah introvert extrovert, bipolar, dan kepribadian lain yang dimana kamu self-diagnose sendiri tanpa ada bantuan para ahli.
Diperparah kamu mempercayai zodiak-zodiak lalu menjadi pondasi hidup, misal "Aku gak mau temenan sama dia, dia kan Leo!". Aduuhhh.. Lagi-lagi, cobalah kamu mainkan akal sehatmu, apakah bermilyar-milyar manusia di dunia ini kepribadiannya hanya ditentukan oleh 12 tipe kepribadian saja?
Permasalahan sepele seperti ini sebenarnya menjadi salah satu penyebab mengapa kamu overthinking. Ini juga pernah saya bahas di artikel day 3 dalam 30 Hari Bercerita. Itulah mengapa kamu menjadi lebih lemah, lebih banyak beban pikiran, lebih banyak masalah-masalah yang sebenarnya itu bukan masalah, dan hal-hal gila serupa yang kamu tidak tahu apa solusinya. Kamu menjadikan pondasi hidupmu berdasarkan sesuatu yang itu tidak kredibel, bahkan tipe kepribadian yang tidak diawasi oleh ahli psikolog itupun kamu percayai dan jadikan patokan hidup.
Kalau untuk seru-seruan sih tidak apa-apa.
Yang jadi masalah adalah kamu menyeriusinya dan membawanya ke realitas hidup.
Ketahuilah, manusia memiliki berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda dengan variasi masalah yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang membentuk kepribadian seseorang tersebut dengan penambahan gen dari masing-masing keluarga. Misal gen seseorang yang mudah marah jika dihadapkan dengan masalah A akan berbeda dengan gen seseorang yang lemah lembut jika dihadapkan dengan masalah yang serupa. Kepribadian tersebut juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Jadi, apakah kamu masih mempercayai tipe kepribadianmu itu?
0 Komentar