Day 18: Kita dan alter ego
#30HariBercerita
20230118
Tunggu-tunggu, mungkin ini konten yang cukup sensitif untuk kamu, terutama jika kamu adalah penggiat mental health di media sosial.
Akan tetapi, aku akan memberikanmu disclaimer bahwa apa yang aku maksud "alter ego" bukanlah yang merujuk pada mental health issue, akan tetapi kita akan melihat sisi positif dari alter ego ini dan kita gunakan sebagai acuan langkah agar kita lebih konsisten dengan proses yang kita lalui selama ini, bahkan ini bikin kamu lebih happy lagi.
Mau tahu?
Begini, aku pernah membaca suatu eksperimen yang dinamakan "Batman Experiment atau Batman Effect". Kamu bisa membacanya ini di media pencarian internet, sangat banyak sekali disitu.
Jadi, di eksperimen sosial ini menguji dengan hipotesis sementara bahwa "kita sebenarnya dapat menjadi lebih kuat jika kita menjadi orang lain, asalkan orang lain tersebut adalah orang yang lebih kuat dibandingkan diri sendiri".
Dari eksperimen tersebut, sang peneliti mengumpulkan banyak anak-anak untuk melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaannya itu ngebosenin banget, cuma click click doang kalau ada suatu gambar tertentu yang muncul, misalnya keju. Jadi, setiap ada keju, si obyek eksperimen ini harus click spacebar. Yahh, ini seperti kayak kita cari duit dari survey survey di internet cuma modal click minim mikir.
Pekerjaan ini memang ngebosenin banget, tetapi peneliti menekankan bahwa semuanya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai tidak ada batas waktunya.
Nah, dari eksperimen ini dibagi menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama, di akhir eksperimen, mereka disuruh bertanya sekaligus menjawab sendiri "apakah saya seorang pekerja keras?"
Kelompok kedua, dia akhir eksperimen mereka juga disuruh seperti kelompok pertama, bedanya mereka harus nulis nama mereka "apakah (nama) seorang pekerja keras?"
Kelompok ketiga, ini yang paling beda. Di awal eksperimen, mereka disuruh menentukan sosok yang mereka kagumi, atau pahlawan super yang mereka sukai, misalkan Batman (dan kebetulan yang paling banyak juga milih Batman). Lalu setelah menentukan, mereka juga disuruh berpakaian sama seperti tokoh yang mereka kagumi juga. Lalu, di akhir eksperimen, mereka diberikan pertanyaan yang sama "apakah (nama tokoh idola) seorang pekerja keras?"
Hasilnya, kelompok pertama mayoritas mengatakan "saya bukan pekerja keras, saya sering istirahat saat melakukan pekerjaan, saya sering malas melakukannya". Kelompok kedua, ini yang lumayan "(nama) seorang pekerja keras, namun kadang (nama) juga malas.". Nah, beda dengan kelompok ketiga yang semuanya mengatakan "(nama tokoh idola) adalah seorang pekerja keras".
Di sini, tokoh idola tidak melakukan pekerjaan click click kalau ada gambar keju, tetapi yang melakukannya ya mereka sendiri, si anak kecil tersebut. Cuma, karena mereka memerankan menjadi tokoh Batman, mereka harus tetap bersungguh sungguh, tidak kenal lelah, dan istirahat secukupnya habis itu click click lagi sampai waktunya memang diakhiri oleh peneliti. Mereka (anak-anak yang dijadikan eksperimen) tidak mau mengecewakan tokoh idolanya, tidak mau membuat sosok Batman menjadi sosok yang pemalas.
Dari pengujian tersebut, kalau kita pikir kembali, memiliki "dua tokoh" di dalam diri sendiri juga ada manfaatnya, selama tokoh tersebut lebih unggul dibandingkan tokoh kita sebenarnya. Misalkan aku sendiri yang malas nulis 30 Hari Bercerita, namun aku memiliki tokoh idola seorang Andrea Hirata. Aku akan berpikir, jika Andrea Hirata diberikan tantangan 30 Hari Bercerita, apakah dia akan malas? Ah saya tidak ingin tokoh idolaku dicap malas sehingga aku akan tetap mempertahankan untuk selalu menulis 30 Hari Bercerita karena aku adalah Andrea Hirata. Misalnyaaaa!
Kalau kita benah ulang, jangan-jangan orang yang berhasil di luar sana juga memiliki kemampuan untuk mengelola alter ego mereka? Jangan-jangan penyanyi yang ada di atas panggung itu, aktor-aktor yang memukau, dan para dancer yang bikin mata kamu susah berkedip, jangan-jangan mereka memiliki alter ego mereka masing-masing? Kita tidak tahu bagaimana jika mereka ada di rumah, ada di dalam kamarnya, bisa jadi mereka memang menyembunyikan sifat asli mereka, hanya saja apa yang mampu mengubah mereka adalah karena mereka memiliki "tokoh lain" yang harus dipertahankan kekuatannya.
Jadi, siapa alter egomu?
0 Komentar