Day 2: Kita dan prosa "new year new me"

 


#30HariBercerita

20230102


"New Year New Me" menjadi istilah yang paling populer di kalangan muda-mudi gemar mie instant yang melakukan berbagai revolusi untuk menjadi versi diri sendiri yang lebih baru. Mulai dari ingin lebih rajin, ingin lebih sehat, ingin 2023 menjadi tahun yang sukses bagi mereka, dan sebagainya.

Harapan pasti ada, sama seperti ketika kamu berulang tahun dan sebelum meniup lilin, kamu mengucapkan wish dan berharap wish tersebut terwujud di umurmu yang abru. Perayaan tahun baru pun demikian, wish yang secara tidak langsung diucapkan dalam hati dibuat untuk menjadi "New Me" pada tahun baru.

Sudahlah, bukankah kita seharusnya menjadi versi yang lebih baik dari sekarang setiap hari? Bukankah seharusnya kita berusaha untuk menjadi lebih baik hari ini dibandingkan kemarin? Apabila kamu hanya menerapkan "new year new me", yang ada malah "new year new me(ntal issues)" karena kamu terlalu berharap revolusimu terwujud tanpa kamu berusaha menjadi versi yang lebih baik setiap hari.

Saya sebagai manusia (yang juga) gemar indomie soto lamongan, tidak pernah melakukan revolusi-revolusi apalah itu di tahun baru. Tidak ada "new year new me". Kalau ada perayaan tahun baru, yaudah dirayain saja entah kegiatan apa itu yang bikin senang. Misalkan bakar-bakaran bersama temen, atau jalan-jalan menikmati car free night yang biasanya diadakan di kota-kota besar, dan sebagainya.

Wish yang digaung-gaungkan di sosial mediamu akan menjadi sampah pada akhirnya, tinggal menunggu waktu saja. Karena "new me" versimu hanya ada di tahun baru. Padahal seharusnya, "new me" dilakukan setiap waktu.

Jadi, apakah kita harus menunggu tahun baru untuk menjadi lebih baik?

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads