Day 9: Kita dan rasisme kerja

 


#30HariBercerita

20230109


Selamat hari senin dan menikmati lika-liku pekerjaan!

Dunia kerja memang kejam sejak dahulu kala. Perkembangan masa dan teknologi menjadi mempertebal tembok persaingan antara fresh graduate vintage dengan para fresh graduate yang baru tertawa senang melempar topi wisudanya ke atas. Semuanya berlomba-lomba ingin mengambil posisi yang enak, gaji tinggi, prestige didapat, dan tentunya dapat mengisi impian-impian yang selama ini dibayangkan ketika masih berada di organisasi kampus.

Bedanya, para fresh graduate akan tetap kekeuh mengambil posisi yang mentereng dan perusahaan-perusahaan top global. Harus! Biaya kuliah yang sangat mahal meskipun hanya diisi dengan haha-hihi harus "dikembalikan" dalam bentuk pekerjaan yang gajinya bisa untuk menyicil KPR perumahaan agak elit.

Masalahnya, satu lowongan pekerjaan yang muncul di portal pencarian kerja tersebut juga diisi oleh ratusan hingga ribuan mahasiswa di seluruh negeri yang juga pengin segera kerja. Belum lagi mahasiswa yang baru lulus dari universitas luar negeri, meskipun universitas tersebut di negara asalnya adalah universitas yang tidak dikenal gaungan namanya, namun tetap saja membuat ketar-ketir mahasiswa lokal, bukan?

Kita dipaksa untuk bersaing, namun yang lebih menyakitkannya lagi, kita dipaksa untuk bersaing dengan situasi yang tidak adil.

Bagaimana tidak? Ribuan lamaran yang masuk di dalam satu posisi pekerjaan, bagaimana seorang HRD melakukan seleksi pada ribuan lamaran tersebut jika bukan dengan prinsip "judge the book by it's cover"?

Ya, kamu tidak salah membacanya! 

Realistis dan logis saja, jika saya sebagai HRD dan menerima ribuan berkas lamaran pekerjaan yang harus saya baca, belum lagi urusan-urusan yang lain dimana tidak boleh dilewatkan karena akan mempengaruhi KPI, belum lagi permintaan dari bos, belum lagi program kerja untuk internal karyawan, sangaaaaaaatt banyak pekerjaan. Haruskah waktu saya terbuang hanya untuk membaca ribuan lamaran pekerjaan satu per satu? Lalu, bagaimana dengan waktu untuk keluarga saya? Bukankah kalian sudah tahu bahwa kita harus work life balance seperti yang kamu gaung-gaungan ketika masih duduk di bangku kuliah itu?

Itulah mengapa agar saya tetap ada di work life balance yang baik, cara saya adalah "judge the book by it's cover". Dari ratusan hingga ribuan berkas lamaran yang masuk, tinggal saya saring saja yang dari lulusan top 3 perguruan tinggi terbaik di Indonesia, bonus jika dapat lulusan dari luar negeri, auto masuk penyaringan. Sisanya? Yaudah, tolak semuanya.

Gini deh, dari berbanyak-banyak berkas lamaran itu, kuota posisi pekerjaan palingan hanya 5 orang saja. Saya hanya perlu mendapatkan 30an orang untuk masuk ke tahap selanjutnya, apabila dari lulusan top 3 sudah ada sebanyak 30an orang, lalu untuk apa saya harus membaca berkas lamaran dari lulusan yang lain?

Makanya, buat kalian yang memiliki pemikiran "Ahh, yang penting itu kemampuannya, ijazah apalagi almamater itu tidak penting.". Wohooo, pemikiranmu memang ada benarnya, namun fakta di lapangan tidak seperti itu, bestie~

Sebenarnya, sebagai HRD pun sudah tahu jika yang penting adalah kemampuan, bukan dari lulusan mana. Akan tetapi, realistis sajalah bahwa HRD bukanlah robot pintar yang otomatis tahu kemampuan para pelamar, melainkan juga manusia yang sama-sama bekerja sebagai karyawan dan memiliki lifenya di luar sana. Mereka butuh sesuatu cara yang cepat; efisien dan efektif.

Inilah keadaannya, bahwa rasisme akan selalu ada bahkan di dunia kerja sekalipun.

Oh iya, almamater itu juga turut menyumbang pengaruh yang sama besarnya.

Apabila recruiters adalah lulusan dari perguruan tinggi A di kota yang sangat jauh (perantauan), setelah melihat ada pelamar dari almamater yang sama, secara psikologis pasti akan merasa "kenasiban" yang sama. Karena memang kita seperti itu, merasa "bernasib" sama ketika bertemu dengan seseorang yang satu kelompok di daerah yang jauh sehingga memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan kelompok yang lain.

Bukankah kamu juga demikian? 

Jadi, sudahkah kamu siap menerima kenyataan rasisme di dunia kerja?

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads