Day 19: Kita dan pekerjaan

 

#30HariBercerita

20230119


Halo, apa kabar?
Sudahkah lelah di hari ke-19mu?

Di tahun ini, tentunya untuk orang-orang yang ada di sekelilingku, tentunya seumuran dengan aku juga, bagaimana nasib freshgraduatemu tahun lalu? Apakah tahun ini telah menemukan pekerjaan baru?

Untuk kamu yang sudah mendapatkan pekerjaan, aku ucapkan "selamat!". Bekerja memang lelah, tetapi percayalah, jika menganggur lebih melelahkan.

Untuk kamu yang belum mendapatkan pekerjaan juga, bahkan gelar freshgraduatemu pun sudah habis, aku doakan "semoga kamu segera mendapatkan pekerjaan yang baik tahun ini.". Ingatlah, jika kamu menginginkan bekerja di atas kakimu, tetapi tetap tak mampu menciptakan pekerjaan, tidak usah ragu untuk bekerja di bawah orang lain. Itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Ada kalanya, kamu perlu belajar dari ahlinya.

Banyak dari kita yang mengeluhkan bahwa pekerjaan yang sedang kita jalani saat ini tidak memberikan balance yang baik, entah dari segi waktu maupun uang. Ada yang kita kekurangan dari segi finansial, dirasa bekerja banting tulang setiap hari tapi tidak merasa financial freedom juga. Ini juga yang menjadi alasan untuk orang freshgraduate yang menganggur lama karena mereka maunya kerja di perusahaan bonafit dengan gaji tinggi sedangkan waktu kuliah mereka haha-hihi doang sehingga skillnya ya ga ada.

Ada juga yang merasa waktunya terkuras, gajinya mungkin sedikit lebih tinggi dibandingkan freshgraduate yang lain, tetapi kerjanya tidak ngotak. Pagi sampai pagi lagi terus diperas tenaganya. Ah, rasanya lelah. Ingin resign saja! Katanya sih follow your passion!

Yakin mau resign?

Memang kamu bisa apa untuk bertahan hidup ketika memutuskan untuk resign?

Sebenarnya apa yang kita rasakan adalah rasa bias, karena dari awal sekolah hingga berkuliah pun kita tidak merasakan kesusahan untuk mendapatkan uang. Pengin seblak? Tinggal beli. Aduhh uangnya habis, tinggal minta orang tua. So easy!

Bahkan untuk mahasiswa yang naik mobil ketika berkuliah, saya tidak pernah menganggap itu adalah hasil kerja kerasnya dia, itu mah pasti dari orang tuanya. Orang-orang yang hedon semenjak menempuh perkuliahan pun ketika keuangannya dilakukan audit kekayaan bersih, mereka gak kaya juga kok. Rata-rata mahasiswa itu miskin, tidak punya apa-apa. Apa yang membuat mereka bisa jajan McD tanpa pusing dan mejeng naik mobil ketika menggaet cewek itu juga bukan hartanya dia sesungguhnya.

Nah, kebiasaan ini yang membuat kita merasa nyaman, merasa bahwa kita sejak awal telah financial freedom. Bisa mendapatkan apa yang kita mau dengan meminta dan langsung dikasih, andaikan kurang pun kita cukup kerja menjadi freelancer atau ikut proyek-proyek kemahasiswaan, udah cukup.

Tetapi, setelah kita beranjak dewasa, keuangan dari orang tua stop. Kita diberikan tanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, bahkan kalau bisa kita yang gantian memberi ke orang tua pun merasa "ah, kenapa mencari uang sesulit ini?". Karena kamu menilai gajimu harus lebih tinggi daripada gaya hidupmu dulu.

Lalu, apa yang sebenarnya kamu cari? Kamu ingin kerja biasa aja, tanpa beban yang berat, bisa haha-hihi seperti ketika kuliah, namun tetap bergaya hidup hedon kan?

Ayolah, kita tidak munafik. Saya pun juga menginginkan hal itu.

Akan tetapi, di umur kita sekarang, kita bukanlah lagi waktunya untuk berhedon-hedon dengan uang hasil kerja keras kita yang penuh asdfghjkl namun bayarannya tidak sebanding dengan tenaga dan pikiran yang dikeluarkan, dirasa begitu. 

Karena apa?

Ya karena kamu memang hanya karyawan biasa, tidak memiliki skill apapun. Ditanya soal materi perkuliahanmu juga kamu bakal lupa semua setelah berbulan-bulan berlalu. Iya kan? 

Apa skill lain yang kamu punya? Yang itu menjadi unique value dari diri kamu dibandingkan orang lain? Adakah? Ahhh, jangan menjawab "iya". Itu tidak akan mengubah apapun.

Bagaimana? Apakah sudah menyesal?

Sebelum kamu menjadi karyawan biasa untuk selamanya, bagaimana jika saat ini kamu segera berinvestasi pada dirimu sendiri? Tidak usah terlalu pusing mikirin buat menyisihkan uang gaji sekian persen untuk investasi saham atau reksa dana, itu mah kamu kemakan promosi dari akun-akun investasi saja. 

Investasi tidak harus dalam bentuk saham maupun reksa dana, bisa juga dalam bentuk leher ke atas alias ilmu. Kamu bisa belajar apapun dari situ. Tentunya, itu akan tetap melekat di dirimu selamanya dan menjadikanmu memiliki skill bahkan unique value.

Jadi, apakah kamu sudah naikin levelmu?

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads