Day 7: Kita dan realitas finansial


#30HariBercerita

20230107


Selama berabad-abad menghuni kependudukan makhluk di bumi, manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertahan hidup lebih lama dalam menguasai bumi sepenuhnya. Kecoa juga telah hidup dari masa dinosaurus, akan tetapi mereka tidak mampu menguasai gilanya kepemimpinan manusia.

Apa yang membuat manusia menjadi makhluk yang paling bertahan lama dalam menguasai bumi karena manusia menjadi satu-satunya makhluk yang paling adaptif dalam menemukan berbagai cara alternatif; sekaligus hal-hal yang memperkaya diri mereka.

Hal ini tak lepas dari naluri manusia itu sendiri. Sejak dahulu kala, dari masa purbakala, manusia dengan jenis kelamin laki-laki saling berlomba untuk menjadi yang terkuat. Mereka mempelajari beberapa teknik pertarungan, mengasah kecerdasan mereka, dan memimpin suatu kelompok. Semakin besar kekuatannya, semakin besar pula pengaruhnya. Hal ini dilakukan karena sejatinya laki-laki menginginkan tiga hal; harta, tahta, wanita. 

Sejak dahulu, laki-laki memang menginginkan kekayaan. Mereka menginginkan stok daging yang lebih banyak, buah-buahan, hingga berhektar-hektar tanah kekuasaan. Kemudian berlanjut menginginkan tahta, seperti menjadi kepala suku tertentu, yang kemudian dari kedua inilah dapat mendapatkan perempuan sebanyak yang dia mau. Ini telah valid dari masa purba.

Sebaliknya, perempuan menginginkan laki-laki yang kuat perkasa; memiliki harta dan memiliki tahta sebagai jaminan hidup. Pertanyaannya, apakah itu berarti perempuan sebenarnya matre sejak dahulu kala?

Begini...

Dari zaman batu hingga zaman baru seperti saat ini, perempuan memiliki dua takdir yang tak dapat ia lepas; yakni menstruasi dan kehamilan. Hanya perempuan yang mendapatkan takdir tersebut. Saat perempuan mengalami dua peristiwa tersebut, maka banyak sisi lain yang menjadi lemah; emosional, logika, akal sehat, bahkan perasaan dia sendiri. Itulah kenapa jika kamu menemui perempuan yang sedang dalam masa menstruasi atau hamil, pasti kondisinya tidak stabil.

Dari kondisi yang tidak stabil tersebut, perempuan mencari seseorang yang mampu melindungi dia dan menjamin kehidupan dia baik-baik saja, terutama ketika sedang ada di fase menstruasi atau hamil.

Itulah mengapa, perempuan lebih membutuhkan laki-laki yang kuat perkasa; baik secara pengaruh maupun finansial. Karena perempuan membutuhkan jaminan.

Berbeda jauh dengan lelaki yang sampai kapanpun tetap dapat menguasai akal sehat dan emosionalnya. Tidak ada takdir yang dapat degradasi mental maupun emosional laki-laki.

Bagi saya, matre dan realistis itu sangat berbeda. Namun, kata ini kerap disalahgunakan oleh sebagian oknum perempuan yang hanya memikirkan jangka pendek. Perempuan matre itu berarti hanya melihat laki-laki secara jangka pendek; hanya menilai berdasarkan uang saat ini, bukan potensi masa depan. 

Tetapi apakah ini salah?

Menurut saya tidak, karena memang apa yang membuat manusia dapat bertahan lebih lama dalam menguasai bumi adalah karena perempuan menuntut laki-laki untuk menjadi kuat; kuat secara finansial, secara fisik, hingga secara pengaruh.

Justru tanpa adanya perempuan yang realis bahkan ekstrimnya matre, motivasi apa lagi untuk laki-laki menjadi kuat? Itulah mengapa sangat heran jika ada laki-laki yang mengatakan "Ahh, jadi cewek matre banget sih?!"

Jawaban pertama, salah Anda sendiri berhubungan sama perempuan matre, bukankah laki-laki diciptakan untuk menjadi kuat dalam berpendirian juga; memutuskan nasibnya sendiri? Jawaban kedua, jika misalkan ternyata perempuan Anda tidak matre dan lebih ke realistis, mengapa Anda tidak segera membenahi diri daripada membuang waktu untuk menyalahkan orang lain?

Ketahuilah, perempuan matre memang membuat kita tercekik, dia tidak peduli dengan semua usaha yang kita lakukan, karena yang terpenting baginya adalah mendapatkan sesuatu yang dia mau. Namun, berbeda dengan perempuan realistis, dia memang butuh, menginginkan sesuatu yang dia mau dan itu telah menjadi naluri semua perempuan di dunia; tidak ada perempuan yang mau hidup apa adanya, akan tetapi dia tidak akan sampai mencekik kita sebagai pasangannya.

Meskipun sama-sama dapat membantu kita untuk termotivasi lebih kuat, perempuan yang matre tidak peduli pada apa yang akan terjadi di hari esok, entah memiliki investasi atau tidak, yang penting adalah kehidupan mewah pada hari ini, sedangkan perempuan yang realistis sangat mempedulikan jaminan. Usaha kita pada hari ini dinilai sebagai cerminan apa yang akan terjadi di masa depan; karena baginya masa depan dilarang untuk kecewa.

Namun, dari kedua sifat tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya kita sebagai laki-laki mau sampai kapanpun akan selalu dipandang dari seberapa besar realitas finansialnya. Bukan hanya tentang hari ini, namun juga dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Bukan hanya tentang seberapa kaya kita, namun juga apabila sewaktu-waktu terjadi krisis atau perang besar, mampukah kekuatan kita menghadapi semua itu? Seberapa besar kecerdasan kita untuk menghadapi itu? Apakah kita memiliki pengaruh yang besar untuk mengubah krisis menjadi peluang?

Dengan demikian, kita selamanya mengejar sesuatu yang bernama "realitas finansial". Sampai kapanpun itu!

Realitas finansial bukan hanya sekedar materiil, namun juga kemampuan untuk mengelolanya. 

Jadi, siapkah kita menjadi manusia yang kuat dan perkasa sesuai masanya?

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads